Entahlah beberapa hari terakhir aku jadi suka kesunyian, terkadang ingin kutolak saja bila ada yang mengajak keluar malam malam bersama mereka. Mungkin karena terlalu sering mengingatmu meski aku tak sengaja.
Malam ini saja aku sedang berduaan dengan rembulan yang samar samar tertutup awan, bercakap cakap sebentar kemudian aku tenggelam dipelukannya . Rembulan bertanya mengapa aku sering terlihat jauh lebih diam dari biasanya, aku jawab karena aku lelah berpura pura tertawa bahagia padahal sama sekali tidak . Lalu ia bertanya kembali kenapa aku jadi lebih sering duduk sendiri ketimbang hari hari kemarin, aku jawab karena aku tak ingin mereka melihat wajah kusut dan mataku yang mulai mencair.
Bedanya hanya terletak pada intensitas dingin udara malam ini, lebih sejuk dan seakan sama dinginnya dengan hatimu . Jika malam malam lalu terasa lebih panas itupun sama panasnya dengan hatiku, panasnya terbakar cemburu, haha ! aku mulai mengigau di pelukan rembulan yang basah akan tetesan air mataku yang semakin menderu.
Hai, aku tak sedang bicara masalalu.
Aku hanya merasa asing dengan diriku, aku lelah dan tak berdaya selalu mengikuti kemana angin membawaku. tak perduli diriku telah remuk dan hatiku telah hancur selagi aku jauh darimu. Aku tak bisa lagi terus memakai topeng seakan akan aku kuat, sekuat dada karang .
Sudaahlah rembulan, lepaskan aku. Rasanya aku ingin cepat pergi kekamar saja, menangis dibawah bantal selagi suasana masih sepi . Selamat malam, selamat mengusap pipi basahku sendiri .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar