Sabtu malam lalu
sepertinya malam paling indah, saat aku bisa melihat mata sendumu seleluasaku. Inginnya bercakap cakap denganmu, tapi entah mengapa semuanya jadi terasa kaku. Harusnya aku tak menyia nyiakan kesempatan itu, tapi apa daya seakan akan tersengat tingginya malu malu ku jadi harus ku korbankan sedikit saja keberanianku untuk berbicara.
Perasaanku atau memang bulan tiba tiba jadi sebesar raksasa? Jalanan jadi terasa hening dan aku suka berjalan di sampingmu ditengah keramaian. Rasa rasanya hanya desah nafas kita berdua yang ada di bawah langit malam itu.
Malam dimana detak jantungku berdetak seribu kali lebih cepat dan bunyinya terdengar hingga kelangit, takutnya kau bisa dengar dan bertanya padaku "ada yang salah dengan jantungmu?'' karena saat itu yang ada hanya mata kita yang saling bertatap dan senyuman kita saling beradu Paling aku suka, senyumanmu dengan ajaibnya bisa membuat hati ini meluluh seketika dan senyumanmu pula yang membuat mata ini seakan akan bersinar terang benderang layaknya baru keluar dari gelapnya masalalu kelam.
Dan
Saat kubalas senyumanmu, itu artinya akan ada senyuman senyuman berikutnya yang akan kau dapat. Bukankah suatu saat nanti kau akan tahu?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar