Pernahkah kau suatu ketika saat sedang diam, tiba tiba ada ingatan nakal datang dari masa lalu?
Yang sebenarnya paling kau benci tiba tiba saja hadir dikepala memaksamu ingin berteriak sekencang kencangnya? memecahkan telinga orang lain hingga angin pun ikut diam .
Pernahkah tiba tiba saja airmatamu menetes begitu derasnya karena bayang bayang wajah lembutnya lewat begitu saja hingga ujung mata? Hingga butir airmata mu ikut berjatuhan bersama derasnya hujan di suatu malam .
Pernahkah suatu sengaja memaksamu diam diam memerhatikannya karena kau hanya ingin mengetahui sedikit saja tentang kabarnya lalu mencari cari bagaimana ia sekarang? Tapi kepedihan yang kau dapat, hingga dinding hati ikut runtuh berjatuhan bersama ulu dadamu yang sakit bak teriris belati .
Aku pernah .
Aku pernah beberapa malam tak berhenti digelayuti airmata kurang ajar hingga lelah rasanya . Bersandar kehampaan dan dipeluk sakit hati yang teramat dalam.
Hanya karena mata indah nya sekali saja lewat dikepala, suatu ketika, suatu tiba tiba .
Sakit dan pilu benar cerita ku, terus terusan terbayang kesedihan dan sunyi akan bijakn kata katanya dahulu, yang senantiasa menemani setiap penghujung malam beriramakan merdunya rintik hujan. Akankah terbalas semuanya hingga air mata, belati, dan kesedihan enggan datang saat aku menunggu hujan? Supaya rinduku tak jatuh sendirian biarlah terselimuti sejuknya tetesan dari awan . Seperti airmata ku yang tak kunjung kering jua .
Bukankah aku sudah pernah bilang, aku pernah merasakan sakit hati yang begitu dalamnya . Hingga aku tak mampu lagi berlari kebasahan . Hanya mneunggu dan belajar mengikhlaskan.
Aku pernah merasakan apa yang kau rasa . Bukankah cerita kita sama, pembaca?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar