Terkadang ada saatnya aku merasa mendengarkan bisikan hati adalah perlu .
Suatu ketika seseorang bertanya kepadaku mengapa harus melepaskanmu, bahwasanya kau telah mengambil separuh jiwamu untuk tinggal di dadaku. cukup ku tahu kau telah melakukan semua yang kupinta agar yg kembali padamu ialah janjiku tuk bersamamu. aku hanya merasa, sepertinya cintamu hanya sebatas di muka, kata kata, karangan bunga, puisi puisi cinta, dan tak pernah lebih dari itu .
Ada yang bertanya sekalian tatapan matanya seperti hendak menangkap sisa kata kata di dinding hatiku, dari sudut matanya aku cukup dinilai keterlaluan karena menelantarkan cintamu. Tapi aku tak pernah berjanji untuk tetap tinggal, bukan?
Taukah, aku hanya belum ingin menjalani hal yang kau mau. Semacam menjadi kekasihmu atau apa kau bilang? milikmu?
Aku adalah payung, layaknya sebuah peneduh aku yang dipilih namun terimalah seribu maafku , karena belum mampu meneduhkanmu sekemampuanku, tak hanya kau, adakah laki laki lain yang ingin memilihku kembali aku hanya masih enggan untuk menerima.
Hati ini kau tahu?
Kan ku persembahkan tuk seseorang yang telah dipersiapkan-Nya suatu hari nanti.
Yang kedatangannya tak pernah aku duga.
Jika aku boleh memilih, aku pilih yang saat ia datang langkahnya membelah hujan , menatap mataku dalam dalam seraya berbicara pada bulir bulir air hujan , akulah yang pantas menjadi ibu dari anak anaknya .