Kemarin malam
Kamu dan dia jalan berdua, berbincang . Mesra .
Dan dengan menyebalkannya aku berjalan menuju kalian berdua hingga aku berada di tengah , yang sedang ku puja puja ada dikiri . Left .
Kemudian kamu mengantarkan dia keruangannya, sudah larut pikirmu .
Aku melihatmu , sedikit terbirit birit aku pergi mencari cermin . Aku berdandan seakan memastikan akulah puteri tercantik saat itu . Nyatanya tidak, berkali kali aku sisir rambutku tapi hasilnya membuat aku rugi hati . kecewa .
Dengan dandanan yang seperti itu aku memberanikan diri menuju ruanganmu, ada ibumu atau nenekmu atau entahlah berada disitu . Aku membuka kulkas dan berkata "aku minta eskrim yang rasa coklat ini ya?" Kau hanya tersenyum dan berkata "ya, ambillah" . Aku berfikir itu awal yang baik, siapa tahu ? :-)
Kemudian kita terlibat dalam perbincangan singkat tapi entah tentang apa . Yang jelas aku merasa sangat nyaman saat berada di sisimu tanpa ada dia .
Tiba tiba ibumu atau nenekmu atau entahlah siapa aku lupa, memanggilmu dan terlihat sekali ia sangat ketakutan, aku tidak bisa berbicara disini, terlalu menyeramkan aku rasa .
Aku terkejut karena kamu pun demikian, wajahmu pucat pasi seperti balita yang lama tak minum susu dan keringat dingin dengan cepatnya menyelimuti setiap sudut wajahmu . Aku mencoba menenangkanmu, menepuk nepuk dadamu seakan ketakutanmu akan segera musnah . Situasi menyeramkan semacam itu sangat lama hingga membuatmu begitu membisu dan biru .
Semakin sering aku merasakannya, merasakan ketakutanmu dan kediamanmu . Saat aku disisimu .
Sampai akhirnya kamu terbiasa akan hadirnya diriku yang setiap saat menemanimu, aku . Bukan dia .
Kamu berkata "aku butuh seseorang, aku butuh seseorang" dan aku buru buru menyahut "Aku . Aku akan selalu ada untuk kamu, aku bisa, percayalah " . Kamu begitu bergembira, sepertinya beban yang selama ini kamu rasakan saat bersama dia , terlepas .
Sejak saat itu , saat bersamamu , aku bercermin dan menggumam betapa cantiknya diriku, rapinya rambutku . Setiap keluar dari ruanganmu aku dan kamu merasa kitalah penguasa dunia .
Pernah suatu saat kita berjalan berdua dan bertemu dengan dia, dengan lantang kamu berkata kepadanya dengan lembut "hei , aku dengan yang lain , dengannya . Lepaskanlah aku" dan tanpa aku duga dia menjawab "baiklah'' .
Akhirnya setelah aku menunggu sekian lamanya, inilah kita, aku dan kamu . Tanpa dia .
Selalu ada untukku, kamu . Selalu ada untukmu, aku . Dimanapun, kapanpun aku dan kamu selalu bersama, dengan belaian tanganmu di rambutku , dengan ciuman lembutku di dahi mu . Tanpa ada dia . Tanpa harus aku menjadi orang tak tahu diri tiba tiba berjalan menyerobot kemesraan kalian hingga aku berada di tengah. Tak akan terjadi lagi .
Sejak saat itu , saat bersamamu , aku bercermin dan menggumam betapa cantiknya diriku, rapinya rambutku . Setiap keluar dari ruanganmu aku dan kamu merasa kitalah penguasa dunia . Dunia mimpi .